Senin, 06 Februari 2012

Surat Pembelaan Di Pengadilan Bengkulu


Surat Pembelaan Atas Tuntutan Jaksa Penuntut Umum
( Dibacakan di pengadilan Negeri Tais, Seluma Bengkulu)
Pengadilan Tinggi Tais – Bengkulu



Oleh : Dwi Nanto
Salam Sejahtera
Kepada Majelis Hakim yang Mulia
Jaksa Penuntut Umum,
Penasehat Hukum dan Hadirin Sidang Semuanya

Ilustrasi
Dalam hitungan catatan harian saya, sudah 90 hari 18 masyarakat Pring Baru dan sekitarnya, juga 2 aktifis Lingkungan Walhi Bengkulu menjalani hari-harinya di dalam penjara. Dengan pemberatan dakwaan atas perbuatan menghalang-halangi proses perkebunan di wilayah kuasa PTPN VII Pino-Talo.
Berbagai kisah baik suka maupun duka telah dirasakan di dalam tahanan. Bercampur baur dengan para tahanan yang beragam tingkah dan laku, serta beragam kejahatan-kejahatan sosial yang telah mereka perbuat masing-masing.
Proses pembauran kami dengan para tahanan lain yang beraneka ragam itu, secara langsung mempengaruhi fisik dan psikologis kami. Tidak sedikit dari kami yang bernasib tidak baik dalam tahanan, karena harus merasakan langsung bagaimana sikap mereka yang cukup tidak humanis dan kasar. Dari mereka tahanan yang pernah melakukan pembunuhan, pencurian, perampokan, pemerkosaan, juga tipu muslihat yang masih saja tetap dipraktekkan oleh seorang koruptor dan penggelap di dalam kamar tahanan terhadap kami.
Perilaku keseharian seperti inilah yang kemudian menjadi hal baru dan cukup merusak tatanan perilaku kami, kehidupan yang sebelumnya kami jalani di luar tahanan penuh dengan tata krama, aturan agama, kearifan adat istiadat, dihadapkan dengan situasi yang tidak menyenangkan. Kamar yang sempit, dengan ukuran kapasitas 8 orang disulap menjadi 30 orang, kamar mandi yang tidak jarang kosong oleh air, dan menu makan yang tidak selalu baik dan cukup, ditambah harus berebutan untuk mendapatkannya.
Ada sebuah gelar yang diberikan kepada kami, yang bersalah atau tidak bersalah, jika sudah masuk dalam penjara, adalah orang-orang yang sedang menerima azab. Yang artinya, kami yang saat ini sedang memperjuangkan dan mempertahankan hajat hidup untuk anak dan istri kami, telah melakukan dosa besar, sehingga suka atau tidak suka, kami harus menerima azab.

Menyimak Sejarah
               Yang Mulia Majelis Hakim…
Dalam mekanisme hukum alam, setiap mengadakan sebab, maka akan mengakibatkan akibat, begitupun dengan peristiwa proses hukum yang sedang kami alami  saat ini.
Energi masyarakat yang memiliki keyakinan, kemudian melahirkan rencana dalam berbagai cara untuk menyelesaikannya. Masyarakat yang sebelumnya mengenal Lembaga Walhi Bengkulu, yang pada saat ini menjadi peran pendamping, dalam upaya menjembatani proses penyelesaiaan masalah yang mereka alami, juga telah melakukan cara dan upaya untuk bagaimana keberadaan mereka akan mendapatkan tempat dan simpatik dari Lembaga dan lapisan masyarakat lainnya. Namun seperti yang kita ketahui bersama, kebudayaan sosial yang kita punya saat ini, memberi benturan keras kepada mereka. Bahwa semua proses pemberian dalam bentuk rencana dan tindakan tidaklah mudah untuk didapatkan. Semua sudah seperti barang-barang yang mahal. Semua sudah terkalungi bandrol harga, yang mau tidak mau, suka atau tidak suka, harus menyediakan uang untuk mendapatkannya.
Secara prinsif dan tatanan ideology Walhi, situasi semacam ini bagian dari tantangan yang harus dijawab, menyederhanakan dan merubah perilaku budaya yang kesemua bersumber pada uang, adalah keyakinan yang harus dirubah agar proses pekerjaan yang sedang dipikul, bisa membuahkan buah yang bisa dinikmati oleh semua yang membutuhkan. Dengan harapan, uang tidak harus menjadi ukuran segalanya. Karena buah yang dinikmati dengan benar tentunya adalah  buah yang bisa dinikmati oleh siapapun, termasuk si miskin.
Pada tatanan teknis, Eksekutif Walhi Bengkulu pada saat ini cukup tidak percaya diri untuk menerima permintaan masyarakat Pring Baru dan sekitarnya, tentunya dalam hal mendampingi persoalan  yang mereka hadapi. Tidak maksimalnya kapasitas dan kualitas Sumber Daya Eksekutif Walhi Bengkulu, menjadi salah satu Sumbernya. Namun pemberian kepercayaan yang diberikan terus menerus oleh masyarakat, menjadi energi yang memotifasi kami untuk melakukan apa yang kami bisa lakukan untuk mereka.
Situasi dimana masyarakat terus menerus melakukan hubungan dengan kami, juga disebabkan posisi masyarakat yang tidak mampu lagi untuk dengan siapa mereka akan berbicara dan mengadu akan nasibnya. Aparat hukum dan pemerintah daerah yang dalam hal ini seharus bisa menjadi peran penting dalam menyelesaikan kasus yang terjadi, justru bukan hanya Antipatif, namun juga telah jelas tidak ada upaya untuk mencari jalan terbaiknya, itu terbukti dalam beberapa pertemuan yang telah dilakukan antara masyarakat dan pemerintah setempat, hanya menghasilkan perjanjian-perjanjian yang justru menyudutkan masyarakat, janji-janji politik yang tidak pernah terealisasi menjadi doa-doa palsu yang diberikan pada masyarakat.

Berkaca Pada Negara Tetangga
Dalam menelusuri peradaban manusia, ada 3 masa yang cukup penting untuk kita ketahui.
Pertama : Masa dimana peradaban manusia memaksa manusia untuk bertahan hidup dengan hanya untuk memenuhi kebutuhan substansinya saja (makan, rumah dan pakaian).
Kedua : Masa kolonialisme, melakukan ekspansi jajahan kekuasaan dengan perang, Puncaknya pada era perang dunia ke dua, terjadi di Pasifik dan mencair hampir ke seluruh belahan dunia.
Ketiga : Masa puncak kejayaan manusia, dimana kepentingan ke dua masa sebelumnya menjadi penting dalam membangun kejayaannya. Tanda-tanda masa peradaban ke 3 ini ditandai oleh kemajuan manusia dalam menciptakan alat-alat yang sangat kuat.. Penyempurnaan alat-alat inilah yang kemudian membuat keinginan manusia semakin membabi buta. Manusia tidak lagi cukup hanya kebutuhan makan, tempat tinggal dan pakaian saja. Manusia berangsur-angsur merubah dari dalam hal sikap, cara pandang dan tingkah laku, dalam skema kehidupan moderenisasi.
Penguasaan-penguasaan negara kecil oleh negara besar dan kuat modal, tidak hanya berorientsi ekonomi saja, namum lebih pada eksistensi dan pengakuan atas manusia yang lebih unggul. Dengan melakukan produksi industri barang-barang kebutuhan manusia, teknologi, ilmu pengetahuan dan gaya hidup secara membabi buta dan berlebihan.
Penumpukan barang dari satu negara ke negara lain, gaya hidup konsumtif, kebudayaan yang menabrak nilai-nilai agama, adat istiadat, adalah taktik dan propaganda dari kepentingan negara-negara besar lain yang ingin menguasai sumber sumber alam di dunia ketiga.
Dalam hitungan kalkulasi negara-negara besar yang mengalami kemenangan dan kekalahan dalam era perang dunia ke dua, mereka masih saja rajin untuk membuktikan kekuatan eksistensinya masing-masing, yang pada akhirnya seleksi persaingan dalam segala bidang menjadi pembenaran untuk saling menguasai.
Negara berpenduduk banyak dan memiliki wilayah yang cukup luas seperti Indonesia, tidak mampu untuk melepaskan diri dari tekanan-tekanan kepentingan negara-negara yang memiliki kekuatan modal yang besar.
Kebijakan politik menjadi ruang yang sangat menguntungkan untuk memanjangkan kepentingan negara bermodal besar kepada negara yang lemah. Dengan program peminjaman hutang yang cukup lunak dalam persyaratan, menjadi menu yang sangat lezat bagi negara-negara lemah yang memiliki pemimpin-pemimpin yang kropos dalam mental dan konsumtif.
Berbagai program-program yang tidak tepat sasaran dan perilaku korupsi yang menjamur ditingkatan pemerintahan negara, semakin memperburuk situasi dalam konteks penggunaan dan pengembalian hutang luar negeri. Situasi seperti inilah yang bukan saja menciptakan ketergantungan dalam hal keuangan Negara, namun juga berbagai interfensi kebijakan serta UU tidak lagi berorientasi pada kepentingan kemaslahatan rakyat.
Pada situasi buruk yang dialami karena ketergantungan atas hutang luar negeri yang sulit untuk dikembalikan negara yang bersangkutan, biasanya akan menggadaikan atau menjual murah berbagai Sektor Sumber alam dan manusia sebagai aset negara. Dan sampai pada tingkat yang ekstrim, negara tidak mampu berbuat apa-apa lagi, karena masing-masing kepala yang sedang hidup, memiliki takdir untuk membayar hutang luar negeri sebagai resiko dari tindakan politik kotor yang diterapkan oleh negaranya sendiri.

Di Dalam Negeri
Jakarta, sebelum otonomi daerah, menjadi meja satu-satunya dalam melakukan pengesahan kebijakan dalam pengelolaan Sumber daya alam aset daerah. Namun setelah pencanangan otonomi daerah diterapkan, meja yang dulu menjadi sangat angker dan mistik bagi daerah, kini tidak lagi, karena dengan cepat, meja-meja itu tumbuh seperti jamur dimusim penghujan. Kepala-kepala daerah kini dengan percaya diri dalam menentukan kebijakan-kebijakan daerahnya, mereka tidak diwajibkan lagi untuk melakukan ritual sesembahan yang diserahkan ke Jakarta.
Situasinya tidak sedikit saat ini, Kepala daerah menjadi raja-raja kecil yang baru, dan tidak sedikit pula dari mereka mendadak menjadi kaya raya. Proses saling memperkaya diri ditingkatan pejabat-pejabat daerah, semakin mempercepat kebangkrutan negara. Istilah Si miskin semakin miskin dan Si kaya semakin kaya, telah menjadi skema yang terjadi secara berjamaah dari daerah sampai Jakarta.
Ketika proses saling memperkaya diri pada tingkat pejabat-pejabat daerah ini semakin berlebihan, maka potensi kebangkrutan dan kehancuran disegala bidang akan semakin cepat.
Karena sitem kontrol pusat sangat lemah dan potensi pelanggaran-pelanggaran hukum, HAM akan semakin banyak dan tidak terkendali. Peremehan terhadap aturan-aturan pusat didisain sangat lentur dan berani. Kebijakan daerah bukan lagi berdasar pada UU, namun lebih suka pada selera Pimpinan Daerah. Banyak para Pemodal Asing yang cukup senang dalam situasi seperti ini. Karena bagi mereka, akan sangat mudah dan tidak mengeluarkan biaya banyak ketika semua perijinan bisa diselesaikan langsung ditingkat Kepala Daerah.
Kepemimpinan Daerah saat ini sangat lemah dalam mensejahterakan rakyatnya, berbagai penyebab sudah teruji menjadi salah satu pra syarat penyebabnya, salah satunya adalah semakin menurunya tingkat kesadaran, pengkhianatan dan salah amanah.


Hasrat, Idaman Dan Cita

               Yang Mulia Majelis Hakim
Pada situasi di dalam negeri seperti ini, pusat haruslah lebih memperhatikan daerah, juga mengawasinya secara serius. Dan kepala daerah yang belum mampu untuk membuktikan kemampuan untuk mensejahterakan rakyatnya, segera mungkin harus insyaf, dengan tetap selalu melakukan komunikasi dan koordinasi aktif dalam membuat dan melaksanakan kebijakan-kebijakannya.
Industri-industri yang terbangun dalam perusahaan-perusahaan kecil daerah harus segera menggabungkan diri kepada perusahaan-perusahaan negara. Dan perusahaan-perusahaan negara seperti PTPN VII Pino-Talo, harus menjadikan dirinya sebagai perusahaan yang membawa kemakmuran negara dan yang tidak kalah pentingnya juga, mampu mensejahterakan masyarakat yang ada didekat wilayahnya, tanpa pandang bulu…!
Kita yang menjadi masyarakat negara, akan lebih baik ketika selalu mengingat dan menghormati segala daya upaya para pejuang kita terdahulu, yang tidak lain hanya mengutamakan kehendak negara. Kehendak yang lahir untuk merdeka dan hidup aman dan layak, penuh dengan kesejahteraan, juga berorientasi tidak pandang bulu. Salah satu perwujudannya adalah, mampu menjalankan amanat negara, dengan cakap untuk mengurusi seluruh aset yang menjadi kekayaan negara, dengan mendirikan perusahaan-perusahaan yang memiliki kepentingan negara untuk kesejahteraan rakyatnya.
Dengan dasar seperti inilah, masyarakat Pring Baru dan sekitarnya mencoba melakukan upaya-upaya untuk mengingatkan pejabat-pejabat daerah dan pusat, bahwa ada kesalahan yang cukup fatal yang dilakukan oleh perusahaan negara PTPN VII Pino-Talo Bengkulu. Salah satunya adalah, pemaksaan kehendak perusahaan untuk menguasai dan merebut tanah-tanah masyarakat yang menjadi bagian terpenting dalam menghidupi keluarga-keluarga mereka.
Upaya mengingat ini, sama halnya dengan memberikan penghormatan pada negara dan jasa-jasa para pejuang terdahulunya. Bahwa ada penyelewengan dan pengkhianatan terhadap cita-cita para pejuang kita yang dilakukan oleh pejabat daerah dan pusat.


Seruan Bersama
Taktis :
1. Hentikan segera sikap arogansi pihak PTPN VII Pino-Talo Bengkulu, yang saat ini masih saja melakukan penggusuran lahan masyarakat.
2. Membebaskan semua tahanan 18 warga dan 2 aktifis dari tahanan.
3. Pengaruhi kebijakan pemerintah daerah dan pusat dalam memberikan solusi terbaik bagi masyarakat.

Strategis :
1. Mengembalikan tanah masyarakat yang direbut oleh pihak PTPN VII Pino-Talo secara sah.
2. Melibatkan secara langsung masyarakat dalam mengambil kebijakan di PTPN VII Pino-Talo dengan memposisikan masyarakat Pring Baru dn sekitarnya sebagai pelaksana harian PTPN VII atas kepentingan negara.

Kamis, 01 Juli 2010

Bumi dan Manusia Jawa


“Bagi perjuangan berkeadilan adalah penting untuk mengetahui sampai di mana gerak sejarah masyarakat telah berjalan.kita selalu hidup dalam tiga dimensi,masa lalu,hari ini dan masa yg akan depan.semua saling berdialektika,membentuk renda-renda sejarah dan tatanan masyarakat yang lebih manusiawi.seperti halnya penindasan yang menemukan jalannya,pembebesan manusia dari penindasan akan sampai pada kemenangannya.siapa yang tidak optimis akan masa depan manusia yang lebih manusiawi,akan malu tersipu-sipu,kelak.tulisan di bawah ini,aku tulis untuk mencoba menjawab gerak masyarkat  Indonesia.dan tentuya,bersama bergerakmemimpin gerak sejarah masyarakat tanpa kelas.”


Corak produksi dalam setiap peradaban dalam setiap sejarah manusia tidak bisa di lepaskan dari dialektika dan alam itu sendiri. Renda-renda dialektika tersebut yang akhirnya membentuk sejarah umat manusia.memunculkan kelas penghisap dan kelas yang di hisap, dan akhirnya menuju manusia tanpa kelas.tanpa penindasan,terciptanya sebuah tatanan surge di bumi manusia.sehingga segala sesuatu yang ada sampai detik ini tidak bisa tercerabut dari konteks historisnya..karna sejarah adalah hokum yang akan mengikuti kehidupan manusia,di manapun dia berada.
Guna memenuhi prinsip dasar dari cara berpikir matrialisme historis dan matrialisme dialektika aku coba menuliskan tentang perkembangan masyarkata Indonesia,dengan mengetahui perkembanan peradaban di Negara kita,di harapkan bisa memahami karakter,perkembangan corak produksi,system politik,social budaya yang menyelimuti.
Kalau kemudian catatanku ini berbau jawa sentries,itu karna beberapa sebab diantaranya,pertama literature yang bisa di kumpulkan banyak bicara tentang pulau jawa.kedua,dari jawa inilah manusia purba-jaman prasejarah dan prasasti pertama kali jaman di ketemukan.ketiga,ini berarti di jawa pertama kali corak produksi masyarkat berkembang.
Aku akan terlebih dahulu menuliskan tentang proses dialektika alam,terbentuknya bumi,berkembangnya tumbuhan dan hewan,iklim,suhu,dan proses-proses alam lain.manusia sendiri jelas muncul akibat proses dialektika tersebut.sehingga akan di bahas kemudian.
Pertama sekilas aku coba menuliskan terbentuknya bumi yang menjadi pijakan manusia.menurutku ini penting agar bisa memahami karakter dari alam-suhu,curah hujan,karakter tanah,karna ini akan mempengaruhi kehidupan manusia,terutama pada awal-awal manusia yang masih tergantung kepada kemampuan alam karna kemampuan teknologi yang di miliki manusia masih sangat lemah.tidak bisa tidak,alam pada masa-masa ini memiliki peran dominan dalam kehidupan manusia-perkembangan corak produksinya,system politik,agama, dan gejala-gejala social lain.
Awalnya,bumi manusia berproses dalam hukumnya,setelah alam semesta mengalami ledakan besar,bumi mulai membentuk sejarahnya,.kira-kira 250 juta tahun yang lalu,kerak bumi masih berupa daratan, yang di sebut pangea,masih muda usianya.diatasnya,tumbuh beberapa hamparan hutan berdaun jarum,seperti rambut diatas kepala dan bumi masih dalam suhu yang tinggi/baru terbentuk sehingga pohon yang tumbuh daunya ukurannya kecil-kecil/seperti daun,membentang dari utara keselatan,dari timur ke barat sementara hiu dan amfibi melimpah di laut,sedangkan reptile petama mengalami evolusi.selanjutnya,dialektika alam terus terjadi mencari kesempurnaannya.pangea ini terbelah dua,belahan pertama di sebut laurasia yang terbentang dari dari Amerika utara,eropa,sebagian  asia tengah dan asia timur.sedangkan belahan yang kedua di sebut,Gowndwana yang membentang dari Amerika selatan,Afrika,India,Australia dan sebagian lain Asia lainnya,dari bagian inilah kepulauan Indonesia terbnetuk.
Pulau jawa sendiri terbentuk 5-26 juta tahun yang lalu,pada kala Miosen,jawa masih berbentuk kepulauan vulkanik yang kemudian bergabung menjadi satu,sungguh dasyat,pulau ini terbentuk berbarengan revolusi tingkat tinggi mamalia,letusan gunung berapi sering memusnahkan tumbuhan dan hewan di pelosok pulau.jawa sendiri masuk dalam kepulauan Indo-Malaysia,baik iklim dan karakter tanahnya bervariasi,tapi sebagian besar subur.jawa memiliki iklim relative hangat dan basah,hujan yang sedikit turun mengurangi laju penghanyutan tanah,sehingga selalu terjaga kesuburannya.
Factor lain yang penting untuk di bahas ialah tanah,karna tanah adalah tempat di manana manusia menyandarkan hidup.tanah di jawa berbeda dengan tanah yang berdekatan dengan daerah katulistiwa yang selalu basah dan berhumus dangkal.memang,tanah di dekat katulistiwa seperti Sulawesi,Sumatra dan Kalimantan kandungan besi dan alumuniumnya banyak,tapi miskin akan unsure hara dan zat organik,sehingga kurang subur.sedangkan tanah dijawa,karna banyak gunung berapi menjadi subur,larva dan abu gunung berapi sangat membantu dalam menyuburkan tanah.keadaaan seperti ini,dengan tanah yang lebih subur di banding kawasan yang lain,telah mempengaruhi perkembangan populasi manusianya,sehingga sampai saat ini penduduk di jawa paling padat di banding dengan pulau-pulau lainnya.
Ada 4 struktur tanah di pulau jawa
Pertama,dataran Alluvial.dataran ini membentang dari daerah yang saat ini di beri nama Serang-Jakrta-Cerebon-Brebes-Pekalongan-Semarang-Rembang-Solo-aliran Brantas-atau yang saat ini di beri nama Jlur Pantura.dataran ini terbentuk dari sedimen yang di sebabkan oleh beberapa sungai yang bermata air dari dalam gunung berapi.dtaran pantainya landai sehingga denga mudah kapal-kapal berlabuh.maka tidak mengherankan kalau daerah ini kemudian menjadi daerah-daerah pelabuhan dari masa awal sejarah sampai saat ini.
Kedua,dataran kaki bukit utara,dataran ini membujur dari ujung kulon-banten-Cipamingkis-Teluk losari-Pemali-Teluk cacan-Layangan-teluk kalibodri-kaki bukit  kendeng- dataran dan kaki bukit krast blora-drajat-teras dan bukit krast Madura.di bagian timur banyak di temukan batu kapur padat dan batu lempung,sementara di di sebelah barat terdapat timbunan batu gunugn berapi yang masih muda.
Ketiga,pegunungan berapi tengah,yang membentang dari gunung berapi karang-gunung berapi cangkrang-gunugn berapi Hlimun,gunung berapi bandung utara-gunung berapi selatan-gunung berapi pembarisan-gunung berapi slamet-rajajembangan-dieng-merapi-lawu-Liman-Arjuno-Tengger-Iyang-Ijen Bali-Muria.daerah ini merupakan deretan gunung berapi lebih dari 100 buah,dan 20 diantaranya masih aktif.letusan yang beruntun menyebabkan terjadinya timbunan lava dan bahan-bahan lain yang sangat subur.lembah-lembah di sekitar pegunungan ini  yang kemudian menjadi pusat-pusat kerajaan pedalaman,seperti Mataram,Mojopahit,Singosari dan lain-lain.
Keempat,torehan dataran tinggi dan dataran rendah selatan.datran ini membentang dari Jampang-Pangandaran-dataran rendah Cintaduy-serayu-Progo-dataran karst sewu lengkong—perbukitan betiri-dataran dan teras Negara-teras karst Blambangan-Nusa dua-Nusa penida.tanah yang terdapat di daerah ini merupakan tanah vulkanik  muda dan sedimen laut berkapur.pantainya berkarang,bertebing tinggi dan lautnya sangat berbahaya.
Diantara 4 struktur tanah tersebut,daerah yang berkembang pertama kali memang daerah pegunungan berapi tengah,seperti ingin bersentuhan dengan langit,gunung berapi menghiasi pulau Jawa dan Bali yang membentang dari timur ke barat.jalur gunung berapi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian pegunungan yang membentang dari Sumatra,sampai Lombok.ketika gunung-gunugn berapi itu meletus,maka lahan-lahan baru terbentuk melalui aliran larva dan endapan abu.inilah yang menyebabkan tanah-tanah di pulau jawa dan bali subur dan kemudian berkembang menjadi daerah agraris.kalau jawa timur,jawa tengah,Bali lebih subur dari jawa barat,juga bukan karna tanpa sebab.gunung berapi di tiga propinsi pertama menghasilkan lava basah yang kandungan humusnya tinggi sehingga subur,sementara kandungan gunung berapi di jawa barat menghasilkan lava adesit yang kaya silica yang kurang subur.inilah yang menjadi pertimbangan pemerintah belanda banyak membangun perkebunan tebu lebih banyak di jawa timur.
Sementara itu,tanaman pertanian yang banyak kita temui pada masa-masa awal perkembangan masyarakat di jawa adalah padi.tidaklah mengherankan kemudian kalau sejak awal perkembangan di Asia tenggara,jawa merupakan pengekspor beras terbesar. pulau ini tidak pernah di kenal dengan perladangan berpindah-pindah seperti kawasan lain,missal Sumatra dan Maluku.dari tiga system pertanian yang di temukan di Asia tenggara pada abad ke 16,yaitu,pertanian berpindah pada lereng rendah,menyebarkan benih di lading yang tergenang,dan menanam kembali benih di sawah,cara pertanian di jawa adalah yang ketiga.
Daerah pertanian yang subur terdapat terdapat di daerah pantai utara,Mataram,Majapahit,dataran tinggi Malang.walupun terjadi terjadi pasang surut produksi padi baik karna bencana alam,gunung berapi yang meletus,maupun peperangan-peperangan yang terjadi diantara raja-raja di pulau jawa,namun,domonasi jawa sebagai pengekspor beras tidak tergantikan.malah setelah peperangan yang terjadi di jawa  mulai mereda 1755(paska perjanjian giyanti),produksi padi mulai  menunjukan peningkatan.Raffles dalam bukunya yang popular History Of Jawa memberikan lukisan sebagai berikut. “sedikit negeri yang rakyatnya bisa makan sebaik di Jawa,jarang orang pribumi yang tidak dapt memperoleh satu kati beras yang di butuhkan sehari.nasi yang di makan dengan ikan,sayur-sayuran,garam dan bumbu-bumbu lain.kelaparan tidak ada karna hasil panen tidak memandai dampak buruknya jarang di rasakan oleh masyarakat”.
Lahan-lahan pertanian ini,mengalami terus perluasan.ini,disamping di tujukan dengan di bukanya daerah-daerah persawahan baru,seperti daerah Jambu (antara Kedu dan Semarang) di daerah grobogan dan di sekitar pacitan,juga di tunjukan oleh semakin menyempitnya areal hutan di Jawa.mau tidak mau kondisi itu memaksa pemerintah Belanda,ketika itu Daendels sebagai Gubernur Jendral mengeluarkan undang-undang Plakaatboek tahun 1808,yang isinya perlindungan terhadap hutan dan rimba.
Meningkatnya produksi pertanian juga bisa di lihat dari populasi pertumbuhan penduduk yang terjadi di pulau jawa.dari tahun 1600-1800 kenaikan jumlah penduduk dapat di katakana mengalami stagnan.peperangan terus menerus mengakibatkan lahan-lahan  pertanian juga tidak tergarap dengan baik,ini di akibatkan banyak penduduk yang mati atau harus mengungsi ketempat lain.peperangan juga menyebabkan banyak lahan-lahan yang rusak.dalam serangan Sultan Agung ke sSurabaya misalnya,dari tahun 1620- 1625 terhadap daerah-daerah pesisir di jawa timur dan Madura,telah menyebabkan kehancuran tanaman padi di daerah tersebut.
Setelah masa-masa stabil paska perjanjian gianti 1755,pertambahan penduduk mengalami kenaikan.kondisi pertanian yang maju tersebut juga berdampak langsung pada kondisi kesehatan manusia Jawa.berdasarkan penggalian para ahli arkeologi,menunjukan bahwa orang-orang di jawa dan Asia tenggara pada umumnya ketika itu postur tubuhnya antara 1,5- 1,55m  untuk perempuan dan 1,65-1,75m laki-laki,tidak berbeda jauh dengan postur orang-orang Eropa pada masa yang sama.
Keberhasilan pertanian ini juga tidak lepas dari system pengairan yang memadai.terdapat dua aliran sungai besar yang terdapat di jawa,yaitu sungai Brantas dan Bengawan Solo. Iar bengawan solo bersal dari lereng gunung lawu dan gunung merapi di jawa tengah,yang mengalir kesuatu delta yang berlumpur berbentuk  Jari tangan di sebelah utara Surabaya.sedangkan sungai brantas mata airnya berasal dari lereng selatan gunung kawi-kelud-butak,gunung wilis dan lereng utara gunung Liman-limas,gunung welirang  dan gunugn anjasmoro.dalam perkembangan selanjutnya,sebelum sampai pada laut jawa,sungan brantas terbelah menjadi dua,sungai Mas dan sungai Porong.berhektar-hektar sawah mendapat air dari aliran-aliran sungai inilah.selain mengandalkan dari dua sungai besar ini,sejak awal-awal kerajaan.pembangunan kanal-kanal air baik untuk saluran irigasi maupun untuk kebutuhan air minum seperti yang terjadi pada kerajaan Trumanegara dengan di bangunnya kanal air sepanjang 10km-berdasarkan prasasti Tugu.
Dalam hal sumber mineral,jawa merupakan pulau yang miskin.sumber mineral maupun bahan tambang lainnya tidak banyak di temukan di jawa dan bali.sumur-sumur minyak hanya di ketemukan di pantai dekat Cepu,Surabaya dan Indramayu. Serta di lepas pantai utara dan Madura. Jawa juga hanya memiliki sedikit sumber tambang logam yaitu tambang emas di CIkotok dan gunung Pongkor.serta tambang biji besi di cilacap.juga terdapt tambang batu kapur untuk semen dan dan gamping,marmer,lempung untuk batu bata dan genteng.minimnya sumber mineral termasuk emas ini di tunjukan oleh adanya kenyataan bahwa pulau jawa adalah pengimpor emas terbesar pada tahun 1670,sebuah daerah padat penduduk yang tidak mempunyai tambang emas ketika itu.begitu juga dengan biji besi,sejak dulu sedikit di ketemukan di kepulauan jawa.para empu pada jaman Majapahit segai bahan untuk membuat keris harus mengimpor biji besi dari Borneo dan Sulawesi,pada abad ke 17 “besi lawu “masih merupakan ekspor utama Makasar ke Jawa bagian timur.sumatra sumber tembaga terbesar di jawa hanya terdapat di Priangan Jawa Barat.

Setelah membahas dialektika alam,aku akan membahas perkembangan manusia dan corak produksinya sebagai hasil dialektika antara alam-manusia dan sesama manusia itu sendiri dalam catatan berikutnya.


Rabu, 17 Februari 2010

BAB I Kedustaan yang tak berkesudah

MANUSIA-MANUSIA YANG TERASING
Adik sanak...
Begitu harum wewangian alam yg tercium dari hamparan pepohonan,menuju kota bengkulu yang dulu masyarakatnya percaya bahwa bertanam kopi, ladah dan palawija lainnya bisa membawa hidup mereka menuju kesejahteraan itu dulu dan katanya. Sekarang aku hanya merasakan sisa dari wewangian itu,kini beribu hektar tidak lagi terisi dengan tanaman yang dipercaya itu. Ribuan hektar kini menjadi ladang-ladang mimpi,menyerahkan kepada orang-orang yang kuat dengan modal. Orang-orang itu kemudian dengan bangga menananmkan pemahaman secara paksa dan halus kepada masyarakat ini dengan menjanjikan, bahwa bertanam sawit adalah jembatan menuju kesejahteraan.
Banyak masyarakat bengkulu yang hilang keyakinannya atas usaha mandiri dalam berkebun, mereka terpedaya atau mereka terpaksa melepaskan beberapa hektar dan beberapa petak lahannya untuk menjadi laboratorium bagi si pemilik modal itu. Kini banyak sekali transisi corak produksi masyrakat yang berubah, dari cara mereka yang dulu memiliki lahan sendiri, menanamnya sendiri, sampai menjualnya sendiri, berubah menjadi sebuah rutinitas perburuhan dan manajemen putar balik dari hasil penjualan lahannya kepada para pemodal-pemodal. Itu terjadi dibeberapa wilayah yang berada di pesisir barat pantai Bengkulu.
Instrumen dari ekspansi perkebunan mandiri menuju perkebunan perusahaan yang terjadi di wilayah pesisir barat pantai Bengkulu ini, dilengkapi pula dengan kenyataan-kenyataan tentang menjamurnya perusahaan pertambangan pasir besi. Praktek pertambangan yang secara hukum telah dibenarkan oleh perundang-undangan pusat maupun Daerah.
Ada sebuah kecelakaan fatal yang terjadi dalam banyak praktek pertambangan disini, pemerintah tidak lagi melihat bagaimana sepakterjang para pelaku pertambngan yang sudah mereka berikan perijinannya. Mereka-mereka yang menjadi pengusaha dari pertambngan itu selalu bertingkah laku di luar etika kemanusiaan dan lingkungan yang baik. Para pengusaha pertambangan tidak lagi menganggap masyarakat di sekitar area pertambngan sebagai masyrakat yang juga memiliki hak hidup dengan baik, penuh ketenangan dan lingkungan yang baik untuk di huni. Sudah sepantasnyalah pemerintah tidak tinggal diam dalam hal ini, karna ketika praktek pertambngan yang dilakukan sudah membawa dampak negatif pada masyarakat lokalnya, maka sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi yang harus dan akan dilakukan oleh pemerintah adalah ketegasan. Tidak ada sebuah pembenaran dalam pertambngan ketika sudah tidak bisa membawa dampak positif bagi masyarakat lokal, walaupun secara administrasi negara itu bisa memberi pemasukan uang.
Pemerintah daerah maupun pusat harus bijak dan cerdas dalam persoalan pertambngan. Bijak akan menindak tegas pada pelaku pertambangan ketika prakteknya sudah tidak membawa kebaikan dan cerdas untuk mencari solusi alternatif lain selain pertambngan untuk membantu biaya kesejahteraan.
lihatlah..




Minggu, 14 Februari 2010

Putar balik

Adik sanak…….

Begitu sangat berwarna yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Bengkulu, salah satu keunikannya ialah pada bentuk komunikasi bahasa. Sepanjang sejarah manusia, semua dimulai dan dihitung dari lahirnya sebuah komunikasi. Komunikasi manusia menjadi hal penting dalam menjaga dan memperbaharui budayanya. Karna komunikasilah yang memandu rencana dari sebuah keinginan dan dijadikannya sebuah tindakan manusia untuk mendapatkan sesuatu yang dicarinya.
Pada dasarnya kebutuhan manusia adalah makan dan hidup tenang, untuk itu manusia harus menciptakan sesuatu untuk mendapatkan makanan yang dia cari dan ketenangan yang dia harapkan. Untuk ituman usia harus bekerja, yang dalam teknisnya, kerja akan baik dan maksimal ketika manusia memiliki alat untuk membantunya dalam bekerja selain ilmu yang melekat pada dirinya.
Alat-alat untuk membantu kerja manusia berkembang dan tercipta dari sebuah kebutuhan dan bahasa yang digunakan untuk alat komunikasi, adalah sebab yang sangat penting dalam proses mencipta dan menyempurnakan alat kerja manusia, (bahasa membebaskan gerak mulut untuk berbicara, otak mengkonservasinya dan organ tubuh bekerja membuatnya dan proses ini terus berulang sampai perkembangan termaju peradaban manusia saat ini muncul begitu bergelora).
Peradaban manusia yang maju itu telah sampailah saat ini.
Di mana alat manusia sudah melampaui batas dari kebutuhan fungsi dasarnya (memudahkan manusia untuk mendaptkan kebutuhan dasarnya,makanan, pakaian dan tempat tinggal), alat tidak lagi memiliki peran yang humanis dalam kehidupan manusia, karna alat yang dimiliki dan dibuat manusia saat ini hanya menjadi heroik, bagi manusia yang telah lupa pada diri. Barang kebutuhan manusia yang diproduksi saat ini tidak lagi istimewa, karena sekarang dia menjadi sebuah barang yang dikalungkan dengan sebuah harga nilai mata uang, tanpa uang berarti tidak akan berguna .
Seperti manusia, dia akan tetap menjadi manusia sejati ketika masih memiliki hak untuk tidak diperjual belikan, tidak ada harga yang bisa memperantarai seseorang untuk mendapatkannya. Itulah kemerdekaan dan ketenangan hidup seutuhnya….

Rabu, 10 Februari 2010

Sanggar Belajar Bersama ( di konsep pd tanggal 12 februari 2010 )

-->


KONSEP DASAR SANGGAR BELAJAR BERSAMA MASYARAKAT DI PESISIR BARAT  BENGKULU

“Silahkan untuk mengkritisi atau memberikan bentuk usul dalam konsep dan teknis pelaksanaannya dan terbuka juga untuk memberikan kontribusi secara langsung.”

  1. Pendahuluan
Karena manusia adalah janin diluar kandungan saat mereka lahir, maka mereka harus menjadi pembuat alat terencana, mahluk yang mengembangkan bahasa, menyimpan kesan-kesan dan bayangan-bayangan berturut-turut, mampu menggunakan dan menyempurnakan diri untuk tujuan-tujuan praktis, belajar mengantisipasi, berpikir, mengabtraksi, menggunakan imajinasi dan rekaan. Kesemua kebutuhan dari tahapan ini harus dilakukan oleh manusia dalam proses pendidikan dan belajar bersama.
Negara, yang secara bentuk bangunan social adalah penyelenggara dari salah satu kebutuhan penting manusia yang menjadi warga negaranya. Keberhasilan negara dalam menjalankan dan menyelenggarakan proses pendidikan, akan sangat banyak mempengaruhi secara kualitas dan kuantitas kecerdasan rakyatnya.
Dalam pelaksanaan  pendidikan  nasional negara, kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya haruslah menjadi pekerjaan penting yang harus disikapi bersama, kemudian harapannya adalah lahir sebuah tindakan nyata yang bisa dijadikan sebuah penyeimbang dari kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pendidikan masyarakat itu sendiri.
Upaya-upaya itu bisa dimulai dari sebuah kesadaran bersama akan pentingnya proses belajar bersama.membangun kolektifitas dan melakukan hal-hal teknis, dengan harapan terbangunnya sebuah aktifitas belajar bersama dalam ruang-ruang alternatif .


  1. Bentuk Tujuan

Sanggar belajar bersama didirikan tidak lain adalah sebagai upaya memacu kemampuan daya kritis dan daya peran aktif dari masyarakat sekitar sanggar khususunya dan masyarkat lain pada umumnya. Semua yang menyangkut segala kegiatan yang dilakukan disanggar belajar bersama, akan mengupayakan dan  mencoba memperkenalkan masyarakt pada setiap ruang berkehidupan mereka secara kritis.
proses yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan tahapan pengenalan, mempelajari, mengkritisi dan aktif dalam menyumbangkan solusi nyata.
Sanggar belajar bersama juga akan memfasilitasi dan memberi ruang belajar bagi masyarakat yang tidak memiliki kemampuan untuk masuk pendidikan formal. Anak-anak, pemuda bahkan para orang tua yang berada disekitar lingkungan sanggar akan bisa mengakses langsung dari pentingnya proses belajar yang diadakan oleh sanggar belajar bersama.


C. Bentuk Pelaksanaan Dan Disain Letak
  • Perpustakaan
Letak perpustakaan ada persis berada ditengah ruang belajar, disamping memudahkan ruang gerak, keberadan letak buku-buku juga akan memacu pengunjung sanggar untuk membaca dan mempelajarinya.
1. Metode dan teknis
Koleksi buku yang sudah ada disanggar akan menjadi tanggungjawab bersama dalam pemeliharaan dan perawatannya. Penanggungjawab secara structural akan dibentuk untuk mengurusi secara administrasi perpustakaan, dari hal penghitungan jumlah, pemberian nomer buku sampai keluar masuk buku dalam proses simpan pinjam buku perpustakaan. Dalam hal peminjaman keluar, penanggungjawab akan menulis identitas peminjam sampai pada batas waktu peminjaman harus diadministrasikan. Ketertiban administrasi semacam ini, selain sebagai upaya pemeliharaan buku-buku perpustakaan, masyarakat juga akan diperkenalkan dengan cara-cara administrasi dan kedisplinan.
Bagi pengunjung sanggar yang berkeinginan untuk tidak meminjam buku untuk dibawa pulang, sanggar akan memberikan waktu-waktu yang telah ditentukan oleh pengurus sanggar  untuk bisa membaca didalam ruang sanggar



      2. Capaian              
Capaian yang diharapkan dari adanya penyediaan perpustakaan sanggara adalah, masyarakat yang berkunjung akan mengetahui manfaat buku bagi mereka. Ketika budaya akan gemarnya membaca buku yang dilakukan oleh masyarakat sudah terbentuk, masyrakat diharapkan bukan saja mengerti persoalan-persoalan yang sedang terjadi disekitar lingkungannya, namun juga yang utamanya ialah bisa mengkritisi dan memberikan solusi-solusi melalui peran aktif dalam mengawal kebijakan pemerintah.      

  •  Tempat Ruang Belajar
Letak ruang belajar menyatu dengan perpustakaan, akan menjadi media membaca dan menulis, menggambar, membuat pertanyaan sampai  mampu menyelesaikan dari pertanyaan-pertanyan yang ada.
      1.Metode Dan Teknis
Waktu yang kan  dijadwalkan dalam proses kegiatan diruang belajar, akan diatur oleh pengurus sanggar belajar bersama. Waktu-waktu itu akan disesuiakan dengan kesibukan masyarakat disekitar sanggar.
      2.Capaian
Disamping terjadinya interaksi positif diantara pengunjung disanggar, aktifitas belajar diruang belajar sanggar akan mencoba menggunakan sistem pengajaran yang lebih mengena, dari hal keterbatasan waktu, biaya dan kemampuan sumberdaya lainnya.
Namun yang utama adalah, masyarakat akan timbul rasa saling memiliki atas keberadaan sanggar belajar bersama tersebut dan mendapatkan banyak wawasan yang terjadi didalam maupun diluar lingkungannya.
  • Tempat  Diskusi
Letak diskusi akan berada di halaman ruang belajar, disamping tidak akan mengganggu suasana belajar juga kegiatan diskusi yang biasanya digunakan oleh para pemuda desa dan para orang tua akan lebih sedikit leluasa.
      1.Metode Dan Teknis
Waktu-waktu untuk melakukan diskusi tidak akan dibatasi oleh pengurus, namun agenda-agenda diskusi yang terencana, akan menjadi waktu tersendiri yang memang akan terjadwalkan dan dilaksanakan sebaikmungkin. Ini dilakukan dalam kegiatan diskusi formal atau resmi dan diskusi tidak resminya akan dikembalikan pada keinginan masyarakat sendiri, kapan dan berapa lama waktunya.
Diskusi akan diupayakan untuk membahas segala persoalan yang dianggap penting untuk didiskusikan. Dalam diskusi formal, pengurus juga memiliki hak bukan hanya mengatur waktu, namun juga narasumber dan tema diskusi menjadi bagian tugas kerjanya.

      2.Capaian
Pengunjung diskusi akan tahu banyak mengenai hal-hal yang disampaikan dalam perdiskusiannya. Menganalisa, mengkritisi dan mencari jalan solusi untuk dilakukannya sebuah proses Advokasi.


D. Jenis Materi Pelajaran Di Sanggar Belajar Bersama
Ada bebrapa pelajaran yang akan menjadi kosentrasi dalam aktifitas belajar bersama di sanggar belajar bersama.Yang kesemuanya akan mencoba untuk membangun daya kritis dan skil dan kepedulian terhadap segala persoalan dilingkungan sekitar sanggar dan di luar sanggar. Diantara pelajaran yang akan menjadi kosentrasi belajar bersama itu antara lain :
 
1.Bidang seni dan budaya
Sepanjang garis pantai Bengkulu, banyak terdapat keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki oleh masyrakatnya. Dengan kencang media Televisi yang selalu menyuguhkan budaya-budaya baru yang lebih megah dalam kulit, telah sedikit banyaknya mempengaruhi masyarakat untuk tidak perduli lagi akan keberadaan  seni dan kebudayaan asli mereka.
Melihat akan hal seperti itu, sanggar belajar bersama mencoba untuk membuat sebuah aktifitas-aktifitas langsung untuk memasyarakatkan kembali seni dan budaya  yang mereka miliki. Dan salah satu caranya adalah, membuat acara pentas-pentas seni budaya yang akan dijadwalkan langsung oleh pengurus sanggar belajar bersama. Sanggar belajar bersama juga akan menjadwalkan waktu kegiatan dimana anak-anak muda desa untuk mempelajarinya, karna pemudalah yang dalam waktu dekatnya akan menggantikan para orang tua dalam menjaga dan peran aktif atas keberlangsungan seni dan kebudayaan mereka.

2.Bidang  Lingkungan Hidup
Kegiatan-kegiatan sanggar belajar bersama yang menyangkut bidang lingkungan hidup tidak akan jauh dari hal-hal kepedulian terhadap persoalan lingkungan. Belajar melakukan pembibitan pohon, dan melakukan penanaman di lahan kritis. Dan pelajaran dalam bentuk pengetahuan tentang lingkungannya, sanggar belajar bersama akan menjadwalkan kegiatan-kegiatan diskusi lingkungan, saraseha, seminar dan lain sebagainya yang upayanya adalah untuk memberikan kesadaran masyrakat akan pentingnya lingkungan hidup  bagi mereka.



E. Kebutuhan Perangkat teknis

  •   Pengadaan sanggar
Pengadaan sanggar menjadi sangat penting untuk diadakan, karna sanggar inilah yang kedepannya menjadi salahsatu sentral kegiatan masyarakat dalam proses belajar.
Bisa dimulai dengan pembuatan sanggar dalam konsep awal dengan bentuk minimalis dan apa adanya, yang kemudian diharapkan akan menjadi stimulus masyarakat untuk membesarkannya sesuai dengan kebutuhan ruang dan kenyamanan.
  • Pengadaan Buku  perpustakaan
Pengadaan buku-buku yang digunakan untuk koleksi perpustakaan, dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan dari masyarakat, sumbangan dari penerbit, yayasan-yayasan dan instansi lain yang tidak mengikat.

  • Pengadaan Atk (alat tulis kantor)
Alat tulis yang meliputi pulpen, spidol warna, buku untuk menggambar dan lain sebagainya, berfungsi sebagai alat atau media pelengkap dari proses belajar yang dilakukan di ruang belajar sanggar.
Pengadan bisa dilakukan sama dengan pengadan buku dan perawatannya juga akan diperlakukan sama oleh pengurus sanggar.

·                    Media Informasi
Media Informasi yang berbentuk secara fisiknya terbuat dari papan tulis putih, disamping mudah menghapusnya, juga mudah untuk menulisnya.
Media informasi ini akan memiliki peran sebagai tali yang kan menyambungkan segala kegiatan-kegiatan sanggar dan informasi diluar lainnya.
Media informasi bisa disebut MADING atau majalah dinding. Jika pengurus mampu memiliki dana yang bisa untuk berlangganan koran, maka tidak menutup kemungkinan pengurus akan membuat pengadaannya sesuai kemampuan sumberdaya yang dimiliki.